Biografi Al-Waqidi Ulama Ahli Sejarah Islam Abad Ke-2 H

Biografi Al-Waqidi

No Comments

Photo of author

By Afiyah Media

Siapakah Al-Waqidi? Al-Waqidi adalah seorang sejarawan dan penghafal hadits yang merupakan salah satu tokoh terkemuka pada abad kedua Hijriyah.

Tulisan ini membahas secara lengkap profil Imam Al Waqidi, karya beliau, guru dan muridnya, serta tahun meninggalnya disertai dengan referensi lengkap.

Profil Al-Waqidi

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Umar bin Waqidi al-Aslami al-Madani al-Baghdadi al-Qadhi. Dia dikenal dengan julukan Al-Waqidi.

Dia dianggap sebagai salah satu sejarawan tertua dalam sejarah Islam dan salah satu tokoh utama dalam riwayat sejarah. Hal ini disebabkan oleh pengetahuannya yang luas dan ketekunannya yang tinggi dalam mencatat peristiwa-peristiwa dalam sirah dan maghozi (peperangan yang diikuti Rasulullah ﷺ).

Meskipun ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentangnya, baik dalam menguatkan atau mengkritiknya, namun peran besarnya dalam menjaga dan menulis sejarah Islam dan meninggalkan warisan yang kaya berupa buku-buku dan karya tulis yang memiliki nilai tinggi, tidak mungkin untuk disangkal.

Bukti yang kuat untuk hal ini adalah pandangan beberapa ulama yang mengenal keutamaannya dan mengakui keluasan pengetahuannya, seperti Ibrahim al-Harbi dan Abu Ubaid al-Qasim bin Sallam.

Al-Waqidi dan Latar Belakangnya

Al-Waqidi lahir di Madinah pada tahun 130 Hijriyah, meskipun beberapa sejarawan menyebutkan bahwa dia lahir pada tahun 129 Hijriyah. Kelahirannya terjadi pada akhir masa kekhalifahan Marwan bin Muhammad dari Dinasti Umayyah.

Al-Waqidi memiliki keturunan Persia melalui ibunya. Ibunya adalah putri Isa bin Saib Khathir al-Farisi. Selain itu, Al-Waqidi juga merupakan mantan budak Bani Sahm, salah satu cabang dari Bani Aslam.

Ilmu Al-Waqidi

Al-Waqidi menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu dan pembelajaran sejak usia muda, karena didorong oleh ibunya. Salah satu hal yang membedakannya adalah kemampuannya dalam mengamati dengan teliti dan mengelola peristiwa, meskipun usianya masih muda.

Dia belajar ilmu hadits dan fikih dari Imam Malik bin Anas, Sufyan Ats-Tsauri, dan Ibnu Juraij. Pengetahuannya yang luas dan keterlibatannya dalam berbagai bidang ilmu membuatnya terkenal dan dihormati di kalangan ulama pada zamannya.

Di sisi lain, Al-Waqidi dikenal karena sifat itsar (lebih mengutamakan orang lain yang membutuhkan), rasa malu yang tinggi, dan kemurahan hati yang luar biasa, yang menyebabkan dia menghadapi banyak kesulitan keuangan sepanjang hidupnya.

Al-Waqidi sangat peduli dan berminat dalam mengumpulkan berita dan riwayat, terutama yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa perang, di mana dia selalu berusaha untuk pergi ke lokasi setiap kali mendengar tentang suatu ekspedisi, untuk melihatnya secara langsung.

Kepekaan dan perhatiannya yang sangat tinggi ini berperan besar dalam memperkuat hubungannya dengan Menteri Yahya bin Khalid al-Barmaki. Bukti yang menunjukkan hal ini adalah ketika Harun al-Rasyid dan Yahya al-Barmaki tiba di Madinah untuk melaksanakan ibadah haji, mereka mencari seseorang yang dapat membimbing mereka ke makam-makam para syuhada dan tempat-tempat bersejarah di sana, dan orang-orang menunjuk kepada Al-Waqidi. Dia lah yang mengantarkan mereka mengunjungi semua makam syuhada dan situs bersejarah yang dimaksud.

Pada tahun 180 Hijriyah, Al-Waqidi pindah ke Baghdad untuk bertemu dengan Yahya al-Barmaki, yang membantu membayarkan hutangnya dan memperkenalkannya kepada Khalifah Harun Al-Rasyid dan putranya, al-Ma’mun.

Al-Waqidi menjabat berbagai posisi penting pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Dia menjadi seorang qadhi (hakim) di bagian barat Baghdad. Kemudian, Al-Ma’mun menunjuknya sebagai qadhi militer di pasukan perang Al-Mahdi di bagian timur Baghdad selama empat tahun, hingga kematiannya.

Hal ini terjadi meskipun al-Ma’mun mengetahui hubungan dekat Al-Waqidi dengan Yahya al-Barmaki. Namun, al-Ma’mun memberinya penghargaan dan tetap menunjuknya sebagai hakim, bahkan setelah terjadinya tragedi Barmakiyah.

Guru Al-Waqidi dan Murid-Muridnya

Gurunya

Beberapa guru utama Al-Waqidi adalah sebagai berikut:

  • Muhammad bin ‘Ujlan.
  • Ibnu Juraij.
  • Ma’mar bin Rashid.
  • Hisyam bin Al-Ghaz.

Muridnya

Adapun di antara murid-muridnya adalah:

  • Muhammad bin Sa’ad, seorang penulis dan murid terdekat Al-Waqidi.
  • Abu Bakr bin Abi Syaibah.
  • Al-Hasan bin Utsman Az-Ziyadi.

Karya Al-Waqidi Yang Paling Menonjol

Beberapa karya terkenal Al-Waqidi adalah sebagai berikut:

  1. Akhbar Makkah (أخبار مكة )
  2. Ath-Thobaqat (الطبقات )
  3. Futuh Asy-Syam (فتوح الشام )
  4. Futuh Al-Iraq (فتوح العراق )
  5. Al Maghazi (المغازي)

Kitab Al-Maghozi Al-Waqidi

Kitab Al Maghozi Karya Al Waqidi

Kitab al Maghozi merupakan salah satu kitab fenomenal karangan Imam Al Waqidi. Dalam “Al-Maghozi”, Al-Waqidi membahas semua riwayat sejarah yang terkait dengan peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ.

Dia sangat memperhatikan keakuratan dan keseluruhan dalam mengumpulkan riwayat-riwayat ini. Berita-berita ini mencakup semua detail yang dibutuhkan pembaca, serta memberikan informasi yang menarik tentangnya.

Al-Waqidi mengikuti gaya khusus dalam penulisan buku ini dengan membaginya menjadi tiga tahap. Tahap pertama berfungsi sebagai pengenalan singkat untuk semua peristiwa, seperti jadwal perang, jumlah hari di mana Rasulullah ﷺ meninggalkan Madinah, dan orang yang diangkat untuk menggantikannya di Madinah.

Pada tahap kedua, Al-Waqidi mulai menguraikan detail-detail peristiwa tersebut dengan lebih rinci. Dia pertama-tama menyebutkan nama-nama perawi, lalu merangkai berita-berita tersebut dengan gaya sastra yang seimbang dan terpadu.

Terakhir, Al-Waqidi memfokuskan tahap ketiga untuk menyebutkan secara terpisah berita-berita yang memiliki sanad beserta kritikannya terhadap riwayat-riwayat tersebut karena Al-Waqidi merupakan satu-satunya orang yang menyebutkan riwayat-riwayat ini.

Wafatnya Al-Waqidi

Al-Waqidi meninggal dunia di Baghdad pada tahun 207 Hijriyah pada usia sekitar 78 tahun. Meskipun dia menjabat berbagai posisi dan menerima hadiah-hadiah dari khalifah, saat kematiannya dia tidak memiliki harta sama sekali.

Dia menulis wasiat agar (Khalifah) Al-Ma’mun membayarkan hutang-hutangnya. Al-Ma’mun menerima wasiatnya dan membayar hutang-hutangnya, serta mengurus pemakamannya.[i]

Demikian biografi singkat Imam Al-Waqidi rahimahullah. Semoga bermanfaat.


[i] https://mufakeroon.com/p/%D9%85%D9%86-%D9%87%D9%88-%D8%A7%D9%84%D9%88%D8%A7%D9%82%D8%AF%D9%8A

Leave a Comment