Pidato Bahasa Arab Tentang Bulan Rabiul Awal dan Artinya

Pidato Bahasa Arab dan artinya tentang bulan Rabiul Awal. Bulan ketiga dalam kalender Hijriyah yaitu bulan Rabiul Awal. Pada bulan ini terjadi beberapa peristiwa yang sangat besar dalam sejarah Islam.

Pidato singkat ini bisa berfungsi sebagai peringatan atas peristiwa besar tersebut, untuk mengingatkan yang lupa dan menjadi tambahan pengetahuan bagi yang belum tahu. Pidato ini diringkas dari tulisan Syaikh Abdussalam bin Muhammad Ar-Ruwaihi dengan sedikit penyesuaian.

Bulan Rabiul Awal

---

Arti Terjemahan

شَهْرُ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ
Bulan Rabi’ul Awal

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam atas nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita dan kekasih kita Muhammad ﷺ, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga Hari Pembalasan.

Adapun sesudah itu:

اُرْتُبِطَ شَهْرُ رَبِيعِ الْأَوَّلِ ارْتِبَاطًا كَبِيْرًا بِرَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فِيْهِ وُلِدَ وَفِيْهِ هَاجَرَ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ، وَيَكْفِي لِهَذِهِ الأَحْدَاثِ العَظِيْمَةِ أَنْ تَرْبُطَكَ حِيْنَ يَدْخُلُ عَلَيْكَ رَبِيْعُ الأَوَّلِ بِالْمُصْطَفَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهِيَ مَحَطَّاتٌ وَأَحْدَاثٌ عَظِيمَةٌ فِي حَيَاةِ الْمُسْلِمِينَ وَتَارِيْخِ البَشَرِيَّةِ وَالعَالَمَيْنِ

Wahai Ikhwah yang mulia!

Bulan Rabiul Awal memiliki kaitan yang besar dengan Nabi Allah, Muhammad ﷺ. Di bulan ini, beliau dilahirkan, berhijrah, dan wafat. Cukuplah bagi peristiwa-peristiwa besar ini untuk menghubungkan anda dengan kehadiran manusia pilihan, Muhammad ﷺ. Peristiwa-peristiwa itu adalah momen-momen besar dalam kehidupan umat Islam, sejarah umat manusia, dan dunia.

أمَّا مَوْلِدُهُ: فَقَدْ وُلِدَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ مِنْ رَبِيعِ الْأَوَّلِ عَامَ الْفِيْلِ وَهَذَا بِإِجْمَاعِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَلَكِنْ اخْتَلَفُوْا فِي تَحْدِيْدِ يَوْمِ مَوْلِدهِ

Mengenai kelahirannya, beliau dilahirkan pada hari Senin, tanggal dua belas bulan Rabiul Awal tahun Gajah. Ini adalah kesepakatan para ulama, meskipun mereka berbeda pendapat tentang penentuan tanggal kelahirannya.

فَمِنْهُم مَنْ قَالَ أَنَّهُ وُلِدَ يَوْمَ الثَّانِيَ عَشَرَ مِنْ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ وَهُوَ قَوْلُ الْأَكْثَرِيَّةِ، قَالَ ابْنُ كَثِيرٍ – رَحِمَهُ اللَّهُ -: عَلَيْهِ جَمَاهِيرُ أَهْلِ الْعِلْمِ

Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau dilahirkan pada tanggal dua belas Rabiul Awal, yang merupakan pandangan mayoritas. Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa ini adalah pandangan yang dianut oleh sebagian besar ulama.

وَقَالَ الْبَعْضُ أَنَّهُ وُلِدَ فِي الْيَوْمِ الثَّانِي، وَمِنْهُم مَنْ قَالَ فِي الْيَوْمِ الثَّامِنِ، وَمِنْهُم مَنْ قَالَ يَوْمَ التَّاسِعِ يَعْنُوْنَ بِذَلِكَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْعٍ الْأَوَّلِ

Ada juga yang mengatakan bahwa beliau dilahirkan pada tanggal dua. Ada yang mengatakan pada tanggal delapan, dan ada yang mengatakan pada tanggal sembilan. Maksud mereka semua itu merujuk pada bulan Rabiul Awal.

وَكَانَتِ الْبَشَرِيَّةُ تَعِيْشُ فِي ظُلَمٍ دَامِسٍ يُصَوِّرُهَا لَنَا رَسُولُ اللَّهِ فِي الْحَدِيثِ الَّذِي رَوَاهُ مُسْلِمٌ: «إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ، فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ، إِلَّا بَقِيَّةً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ»، فَكَانَ مَوْلِدُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا وَضِيَاءً وَهَدِيَّةً عَظِيْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ مِنْ رَبِّهِمْ

Saat itu, umat manusia hidup dalam kegelapan yang pekat, seperti yang digambarkan oleh Rasulullah ﷺ dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, ”Sesungguhnya Allah memandang penduduk bumi, lalu Dia murka kepada mereka, baik orang Arab maupun non-Arab, kecuali sisa-sisa dari Ahli Kitab.” Oleh karena itu, kelahiran beliau ﷺ adalah cahaya dan karunia besar bagi seluruh manusia dari Tuhan mereka.

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ

Wahai Ikhwah yang mulia!

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ يَوْمَ مَوْلِدِهِ وَيَحْتَفِي بِهِ أَخْرَجَ مُسْلِمٌ فِي “صَحِيحِهِ” عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ؟ فَقَالَ: «ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ، وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Beliau ﷺ mencintai hari kelahirannya dan menampakkan kegembiraannya dengannya. Muslim meriwayatkan dalam kitabnya Sahih Muslim dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah ﷺ ditanya tentang puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ”Itu adalah hari saat aku dilahirkan dan hari saat wahyu Allah diturunkan kepadaku.”

فَكَانَ يَحْتَفِي بِيَوْمِ الِاثْنَيْنِ وَيَصُومُهُ؛ لِأَنَّهُ وُلِدَ فِيْهِ، وَلَكِنَّهُ لَمْ يَحْتَفِلْ بِتَارِيْخِ مَوْلِدهِ وَلَا أَمَرَ بِذَلِكَ وَلَا سَنَّهُ لِلنَّاسِ

Rasulullah ﷺ memperlihatkan kegembiraannya dengan hari Senin dan berpuasa pada hari tersebut karena itulah hari kelahirannya. Namun, Rasulullah ﷺ tidak merayakan tanggal kelahirannya, tidak memerintahkan hal itu dan tidak pula menetapkan perayaan pada tanggal lahirnya untuk kaum muslimin.

فَوِلَادَتُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَثٌ عَظِيْمٌ وَأَمْرٌ جَلِيْلٌ فِي حَيَاةِ الْبَشَرِيَّةِ جَمِيْعًا، وَإِيْذَانًا بِنُزُوْلِ وَحْيِ اللَّهِ لِيُصْلِحَ الْبَشَرِيَّةَ وَيُخْرِجَهَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَلِإِفْرَادِ اللَّهِ وَحْدهُ بِالْعِبَادَةِ، وَتَرْكِ الشِّرْكِ وَالْأَنْدَادِ وَالْأَصْنَامِ

Kelahiran Rasulullah ﷺ adalah peristiwa besar dan penting dalam sejarah seluruh umat manusia. Ini adalah tanda dari turunnya wahyu Allah untuk memperbaiki umat manusia dan mengeluarkannya dari kegelapan menuju cahaya, serta untuk mengesakan peribadahan hanya kepada Allah semata, meninggalkan kemusyrikan, semua tandingan dan berhala.

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ

Wahai Ikhwah yang mulia!

فِي رَبِيْعِ الْأَوَّلِ هَاجَرَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَلَدِهِ وَأَرْضِهِ مَكَّةَ الَّتِي وُلِدَ فِيْهَا وَنَشَأَ وَقَضَى فِيْهَا أَكْثَرَ سَنِيَّ عُمْرِهِ

Pada bulan Rabiul Awal, Rasulullah ﷺ melakukan hijrah dari kota Makkah, tempat kelahirannya dan tempat ia dibesarkan, serta di mana ia menghabiskan sebagian besar usianya.

وَلَكِنَّهُ تَرَكَهَا بَعْدَ أَنِ اشْتَدَّ أَذَى قَوْمِهِ لَهُ وَحَاوَلُوا قَتْلَهُ، فَهَاجَرَ إِلَى طَيْبَةِ الطيْبَةِ مَدِينَتِهِ الَّتِي آوَاهُ وَأَحَبَّتْهُ وَأَحَبَّهُ أَهْلُهَا وَآوَوْهُ وَنَصَرُوهُ وَأَحَبَّهُمْ

Namun, ia meninggalkan Makkah setelah mendapatkan perlakuan buruk dari kaumnya yang mencoba untuk membunuhnya. Beliau kemudian hijrah ke Madinah, kota yang menampung dan mencintainya, di mana penduduknya memberikan perlindungan, dukungan, dan Rasulullah ﷺ mencintai mereka.

وَاسْتَقْبَلَهُ أَهْلُهَا فِي يَوْمِ الْاثْنَيْنِ الثَّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ، فَبَنَى فِيْهَا مَسْجِدَهُ وَأَسَّسَ فِيْهَا دَوْلَتَهُ وَآخَى فِيْهَا بَيْنَ صَحَابَتِهِ وَتَغَيَّرَ بِالْهِجْرَةِ مَجْرَى التَّارِيْخِ

Penduduk Madinah menyambut kedatangannya pada hari Senin, tanggal dua belas bulan Rabiul Awal. Di sana, beliau membangun masjidnya, mendirikan negaranya, dan mempersatukan para sahabatnya. Peristiwa hijrah ini mengubah arah sejarah.

أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ

فِي الثَّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَتْ وَفَاتُهُ أَعْظَمُ فَاجِعَةٍ مَرَّتْ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ، وَسَتَبْقَى أَعْظَمُ مُصِيْبَةٍ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Wahai Ikhwah yang mulia!

Pada tanggal dua belas bulan Rabiul Awal, Nabi ﷺ wafat. Kematian beliau adalah bencana terbesar yang pernah menimpa umat Islam, dan akan tetap menjadi musibah terbesar bagi setiap Muslim hingga Hari Kiamat.

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَصَابَ أَحَدُكُمْ مُصِيبَةً فَلْيَذْكُرْ مُصِيبَتَهُ بِي؛ فَإِنَّهَا أَعْظَمُ الْمَصَائِبِ

Rasulullah ﷺ bersabda, ”Jika salah satu dari kalian mengalami musibah, maka ingatlah musibahnya dengan diriku, karena itu adalah musibah terbesar.”

وَبِمَوْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْقَطَعَ الْوَحْيُ، وَكَانَ أَوَّلُ ظُهُورِ الشَّرِّ بِارْتِدَادِ الْعَرَبِ وَغَيْرِ ذَلِكَ، وَكَانَ أَوَّلُ انْقِطَاعِ الْخَيْرِ، وَأَوَّلُ نُقْصَانِهِ كَمَا قَالَ الْقُرْطُبِيُّ – رَحِمَهُ اللَّهُ

Dengan meninggalnya Nabi ﷺ, wahyu berhenti turun, dan itu adalah awal munculnya keburukan dengan murtadnya Bangsa Arab dan peristiwa-peristiwa lainnya. Itu juga merupakan awal dari terputusnya kebaikan dan permulaan dari berkurangnya kebaikan, sebagaimana dikatakan oleh Al-Qurtubi rahimahullah.

لَقَدْ كَانَ مَوْتُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْظَمُ مُصِيبَةٍ ابْتُلِيَتْ بِهَا الْأُمَّةُ مُطْلَقًا، وَكَانَ لَهُ أَثَرٌ عَظِيْمٌ عَلَى نُفُوْسِ الصَّحَابَةِ وَحَالِهِمْ؛ حَتَّى صَدَقَ فِيْهِمْ وَصْفُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: صَارَ الْمُسْلِمُوْنَ كَالْغَنَمِ الْمُطِيْرَةِ فِي اللَّيْلَةِ الشَّاطِئَةِ لِفَقْدِ نَبِيِّهِمْ

Meninggalnya Nabi ﷺ adalah bencana terbesar yang pernah dialami oleh umat secara keseluruhan. Ini memiliki dampak besar pada jiwa-jiwa para sahabat dan situasi mereka. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menggambarkan,”Kaum Muslimin menjadi seperti domba yang tersesat di malam yang gelap karena kehilangan nabi mereka.”

هَذِهِ أَحْدَاثٌ ثَلَاثَةٌ عَظِيْمَةٌ تُذَكِّرُنَا بِحَبِيْبِنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزِيْدُ لَهُ حُبًّا وَإِلَيْهِ شَوْقًا، وَلِسُنَّتِهِ اتِّبَاعًا

Ini adalah tiga peristiwa besar yang mengingatkan kita pada kekasih kita, Nabi ﷺ, sehingga semakin memperkuat cinta kita padanya dan kerinduan kita kepadanya dan semakin kuat mengikuti sunnahnya.[i]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampunan kepada Allah untuk diri saya dan anda semua dan seluruh kaum Muslimin dari semua dosa. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

---

[i] https://www.alukah.net/sharia/0/142675/%D8%B1%D8%A8%D9%8A%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%88%D9%84-%D8%B4%D9%87%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%88%D9%84%D8%AF-%D9%88%D8%A7%D9%84%D9%87%D8%AC%D8%B1%D8%A9-%D9%88%D8%A7%D9%84%D9%88%D9%81%D8%A7%D8%A9/