Abu Thalib memiliki empat anak laki-laki dan dua anak perempuan. Selain Thalib, semua anak laki-lakinya memeluk Islam dan semuanya termasuk dalam golongan terbaik dari para Sahabat. Putranya yang bernama Thalib yang tidak memeluk Islam.
Tiga anak laki-laki lainnya dari Abu Thalib adalah Aqil, Ja’far Ath-Thayyar, dan Ali radhiyallahu ‘anhum. Adapun putri-putrinya, mereka adalah Ummu Hani’ dan Jumanah radhiyallahu ‘anhuma.
Tulisan berikut ini membahas secara ringkas biografi dari salah satu anak laki-laki Abu Thalib yaitu Aqil bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Nasab Mulia Aqil bin Abi Thalib
Aqil bin Abi Thalib adalah anak dari Abu Thalib bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushayy. Ibunya adalah Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushayy.
Aqil merupakan anak kedua dari Abu Thalib. Anak pertamanya adalah Thalib . Aqil lebih tua 10 tahun dari Ja’far, dan Ja’far lebih tua 10 tahun dari Ali. Ali adalah yang termuda di antara mereka secara usia dan yang pertama memeluk Islam.
Keadaan Aqil bin Abi Thalib Pada Zaman Jahiliyah
Aqil bin Abi Thalib adalah orang yang dalam pengetahuannya tentang nasab dan Ayyamul ‘Arab ( yaitu istilah bagi peperangan dan pertikaian bersenjata antar kabilah Arab sebelum Islam). Aqil bin Abi Thalib termasuk sebagian orang dari Bani Hasyim yang dipaksa oleh orang-orang musyrik untuk ikut serta dalam perang Badar.
Ia terlibat dalam perang tersebut dan ditawan oleh kaum Muslimin pada saat itu. Aqil bin Abi Thalib tidak memiliki harta, sehingga pamannya, Al-Abbas bin Abdul Muthalib, radhiyallahu ‘anhu menebusnya dengan hartanya.
Usia Aqil Bin Abi Thalib Saat Memeluk Islam
Aqil bin Abi Thalib memeluk Islam pada usia 52 tahun. Ia lahir 44 tahun sebelum Hijrah dan memeluk Islam pada tahun 8 Hijriyah pada tahun terjadinya perjanjian Hudaibiyah dan baik kualitas Islamnya.
Pengaruh Rasulullah ﷺ Dalam Pendidikan Aqil Bin Abi Thalib
Dari Abu Ishaq, ia mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada Aqil bin Abi Thalib,
يَا أَبَا يَزِيْدَ! إِنِّي أُحِبُّكَ حُبَّيْنِ: لِقَرَابَتِكَ، وَلِحُبِّ عَمِّي لَكَ
“Wahai Abu Yazid, sesungguhnya aku mencintaimu dengan dua jenis cinta: cinta karena hubungan kekerabatanmu, dan cinta karena pamanku mencintaimu.”
Dari Aqil bin Abi Thalib ia berkata, ”Aku berselisih pendapat dengan Ali dan Jakfar dalam suatu perkara. Lalu aku bilang, ”Demi Allah, kalian berdua tidaklah lebih dicintai oleh Rasulullah ﷺ dibanding diriku. Kekerabatan kita satu. Ayah kita satu. Ibu kita satu. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda,
أنا أحب أسامة بن زيد
“Aku mencintai Usamah bin Zaid.”
Aku bilang, ”Sesungguhnya aku tidak bertanya kepadamu tentang Usamah. Aku bertanya tentang diriku sendiri.” Lalu Rasulullah ﷺ bersabda,
يا عقيل: إني والله لأحبك لخصلتين: لقرابتك ولحب أبي طالب إياك وكان أحبهم إلى أبي طالب وأما أنت يا جعفر فإن خلقك يشبه خلقي، وأما أنت يا علي فأنت مني بمنزلة هارون من موسى غير أنه لا نبي بعدي
”Aqil! Sungguh demi Allah Aku mencintaimu karena dua hal: karena kekerabatanmu dan karena Abu Thalib mencintaimu.” Aqil memang anak yang paling dicintai oleh Abu Thalib.
”Adapun kamu Jakfar, sungguh akhlakmu mirip dengan akhlakku. Sedangkan kamu Ali, engkau bagiku seperti Harun bagi Musa, kecuali bahwa tidak ada nabi setelahku.”
Ciri-Ciri Penting Kepribadian Aqil bin Abi Thalib
Berikut ini beberapa karakteristik kepribadian yang penting dari Aqil bin Abi Thalib:
Keteguhan Aqil bin Abi Thalib:
Dari Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
كان ممن ثبت مع رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يوم حنين العباس وعلي وأبو سفيان بن الحارث وعقيل بن أبي طالب وعبد الله بن الزبير بن عبد المطلب، والزبير بن العوام وأسامة بن زيد رضي الله عنهم أجمعين.
”Di antara orang-orang yang teguh bersama Nabi ﷺ pada hari Hunain adalah Al-Abbas, Ali, Abu Sufyan bin al-Harits, Aqil bin Abi Thalib, Abdullah bin Zubair bin Abdul Muthalib, Az-Zubair bin al-Awwam, dan Usamah bin Zaid. Semoga Allah meridhai mereka semua.”
Dalam hadits yang lain dia menambahkan Aiman bin Ubaid saudara Usamah bin Zaid.
Sikap wara’ Aqil bin Abi Thalib:
Dari Zaid bin Aslam, bahwa Aqil bin Abi Thalib menemui istrinya, Fatimah binti Utbah bin Rabi’ah, dengan pedang yang masih berlumuran darah. Istrinya berkata, ”Aku tahu kamu telah berperang, apa yang kamu dapat dari rampasan musuh?”
Aqil menjawab, ”Ambillah jarum ini, jahitlah pakaianmu dengannya.” Lalu dia memberikannya kepadanya. Namun kemudian Aqil mendengar seruan dari Nabi ﷺ yang mengatakan, ”Barang siapa mendapatkan sesuatu, maka hendaklah ia mengembalikannya, walaupun hanya jarum.”
Maka Aqil kembali kepada istrinya dan berkata, “Jarummu harus kuambil kembali darimu.” Lalu Aqil mengambil jarum itu dan melemparkannya ke dalam kumpulan rampasan perang (ghanimah).
Kekuatan Fisik Aqil bin Abi Thalib
Aqil bin Abi Thalib bertubuh tinggi . Ia memiliki postur yang kuat dan tegap. Pernah terlihat bahwa ia, saat menjadi seorang tua yang lanjut usia, masih dapat mengangkat timba air yang besar.
Pengaruh Aqil Bin Abi Thalib Terhadap Orang Lain
Aqil bin Abi Thalib meriwayatkan beberapa hadits dari Rasulullah ﷺ. Ada sejumlah orang yang mengambil riwayat hadits darinya yaitu: putranya, Muhammad; cucunya, Abdullah bin Muhammad bin Aqil, Musa bin Thalhah, Atha’ bin Abi Rabah, Al-Hasan Al-Bashri dan Abu Shalih As-Sammaan.
Beberapa Hadis Yang Disampaikan Oleh Aqil Bin Abi Thalib Dari Nabi Muhammad ﷺ
Dari Al-Hasan Al-Bashri, ia berkata, ”Aqil tiba di Bashrah. Kemudian dia menikahi seorang wanita dari Bani Jusym. Ketika dia keluar (setelah selesai proses menikah), lalu orang-orang berkata kepadanya,
بِالرَّفَاءِ وَالْبَنِيْنَ
“Semoga engkau bahagia dan diberkahi dengan keturunan.” Aqil menjawab, “Jangan katakan seperti itu, tetapi katakanlah seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ agar kita mengatakan:
بَارَكَ اللهُ لَكَ، وَبَارَكَ عَلَيْكَ
“Semoga Allah menjadikan untukmu barokah dan kebaikan pada pernikahan ini dan semoga Allah menurunkan kebaikan pada pernikahanmu ini.”
Dari Aqil bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada Ali,
أنت مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنه لا نبي بعدي
“Engkau bagiku seperti Harun bagi Musa, kecuali bahwa tidak ada nabi setelahku.”
Wafatnya Aqil bin Abi Thalib
Aqil bin Abi Thalib wafat pada masa khilafah Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 49 Hijriyah. Ia dimakamkan di Madinah, di Baqi’ al-Gharqad, dan makamnya masih dikenal.[i]
Demikian biografi ringkas dari seorang sahabat Nabi ﷺ yang merupakan sepupu Rasulullah ﷺ, Aqil bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Semoga tulisan ini bermanfaat.
[i]Lihat:https://islamstory.com/ar/artical/21997/%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8%D9%8A_%D8%B9%D9%82%D9%8A%D9%84_%D8%A8%D9%86_%D8%A3%D8%A8%D9%8A_%D8%B7%D8%A7%D9%84%D8%A8
dan
عقيل بن أبي طالب