Kitab Alfiyah Ibnu Malik adalah salah satu kitab yang banyak dihafal dan dipelajari di pesantren di Indonesia. Kepopulerannya pun semakin meningkat Ketika banyak kalangan yang ikut menghafalkan nadhom tersebut.
Lalu, bagaimana sejarah kitab alfiyah Ibnu Malik? Siapa pengaranganya? Apa saja kelebihan kitab ini? Apa saja isinya? Tulisan ini mencoba membahas secara Lengkap kitab alfiyah ibnu malik.
Sejarah Kitab Alfiyah Ibnu Malik
Judul Asli Kitab Alfiyah
Judul asli dari kitab Al-Alfiyah adalah “Al-Khulashoh”. Kitab ini terdiri dari 1002 bait puisi dan dikenal dengan nama “Al-Alfiyah Ibn Malik”. Dalam bait-baitnya, kitab ini merangkum inti ilmu Nahwu dan Sharaf .
Kitab ini dianggap sebagai salah satu manzhumah (karya ilmiah berbentuk puisi) terpenting dalam bidang Nahwu dan bahasa secara keseluruhan, karena mendapat perhatian besar dari para penulis syarah dan ahli tafsir. Setelah Ibnu Malik, tidak ada yang dapat menandingi atau melampaui kitabnya Al-Alfiyah.[i]
Sebab Penamaan Al Alfiyah
“Al-Khulashoh” telah terkenal di kalangan orang-orang dengan nama “Al-Alfiyah” karena jumlah baitnya mencapai seribu bait dalam bentuk rojaz yang lengkap.
Penamaan “Al-Alfiyah” diambil dari perkataannya di awal karya tersebut:
وَأَسْتَعِيْنُ اللهَ فِي أَلْفِيَّهْ *** مَقَاصِدُ النَّحْوِ بِهَا مَحْوِيَّهْ
Wa asta’inullaaha fi Alfiyyah maqooshidun nahwi bihaa mahwiyyah
Dan penamaan al Khulashah (الخُلَاصَةُ ) diambil dari perkataannya di akhir kitab tersebut:
أَحْصَى مِنَ الكَافِيَةِ الخُلَاصَةَ *** كَمَا اقْتَضَى غِنىً بِلاَ خَصَاصَهْ
Ahsho minal kaafiyah Al-Khulaashoh kamaq tadho ghinan bilaa khoshooshoh[ii]
Profil Singkat Penulis Alfiyah
Di kota Jayyan, Andalusia (saat ini bernama Spanyol), lahir seorang Imam Al-‘Allamah Muhammad bin Abdullah bin Malik Ath-Tha’I Al Jayyani pada tahun 600 H. [iii] Beliau lebih dikenal dengan nama Ibnu Malik Al Andalusi atau Ibnu Malik Ath Tha’I Al Jayyani.
Di kota itu, ia menerima sebagian dari pendidikan awalnya. Namun, pada masa muda awalnya, ia meninggalkan kota itu dan pergi ke negeri Syam (saat ini meliputi Lebanon, Yordania, Palestina dan Suriah).
Dalam perjalanan menuju ke sana, ia singgah di Mesir dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Selama tinggal di Mesir, ia berpindah dari mazhab Imam Malik ke mazhab Imam Syafi’i.
Kemudian ia melakukan perjalanan ke Tanah Suci, dengan keinginan untuk melaksanakan ibadah haji. Dari sana, ia melanjutkan perjalanannya ke Damaskus, di mana ia menghadiri pelajaran dari beberapa ulama di sana.
Setelah itu, ia pindah ke Aleppo (Halb), di mana ia tinggal untuk waktu yang lama, mencari ilmu dan menjadi seorang pengajar. Dari Aleppo, ia pergi ke Hama, dan kemudian kembali ke Damaskus.
Di Damaskus, ia memperoleh popularitas dan mulai mengajar dengan penuh semangat setelah namanya terkenal dan reputasinya meningkat.
Ia mengajar di sana dengan sabar terus melakukan kajian dengan mengharapkan pahala dari Allah, hingga akhirnya takdir yang telah ditetapkan mencapainya pada hari Rabu, 12 Sya’ban 672 H.
Allah telah menyatukan untuk Ibnu Malik sejumlah faktor yang memungkinkannya menjadi orang yang tiada bandingannya di zamannya dan sebagai panutan bagi mereka yang datang setelahnya.
Allah telah menyediakan lingkungan yang kaya dengan ilmu pengetahuan dan mendorongnya ke arah itu. Allah juga telah memberinya akal pemikir, kecerdasan yang inovatif, ingatan yang kuat, dan hasrat yang meluap untuk melakukan penelitian dan penyelidikan.
Dengan begitu banyak membaca syair-syair para penyair terdahulu dan kecepatannya dalam menghafal apa yang dilihat oleh matanya atau didengar oleh telinganya, hal itu memiliki pengaruh yang nyata dalam membangkitkan bakat syairnya.
Nazham syair baginya menjadi mudah, sehingga ia memperlakukan setiap aspeknya dengan cermat. Itu adalah nazham ilmu dan seni.
Ibnu Malik memiliki banyak karya yang beragam dalam literatur Arab, namun yang paling menonjol dan terkenal adalah “Al-Khulashoh” yang dikenal sebagai “Al-Alfiyah”.
Karya ini telah menjadi referensi penting bagi para ahli bahasa Arab dan telah menjadi subjek penjelasan (Syarh), ringkasan, adaptasi, dan kritik oleh para sarjana sepanjang zaman.
“Al-Alfiyah” adalah manzhumah (semacam puisi) ilmiah dan fungsional untuk pengajaran, diringkas dari manzhumahnya yang lebih besar, “Al-Kafiyyah Ash-Syafiyyah”, dan dikemas dalam bentuk الأرجوزة urjuzah ( puisi yang memakai bahr rojaz. Bahr rojaz adalah salah satu jenis irama puisi Arab) yang ringkas.
Alfiyah ini menghimpun inti Nahwu, sebagian besar topik Sharaf dalam ringkasan yang padat, kadang-kadang juga mengacu pada pendapat para ulama dan menjelaskan pendapat yang dipilih oleh penulisnya. [iv]
Kelebihan Kitab Alfiyah
Mengenai kelebihan dari kitab Alfiyah Ibnu Malik, kami nukilkan penjelasan singkat (berupa Abstrak) dari sebuah penelitian yang ditampilkan di sebuah jurnal – yaitu Al-Risalah: Journal of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences (ARJIHS) Vo. 3 no. 1 (2019) – yang berjudul :The Importance of Alfiyyah Ibn Malik and Its Previllages in islamic Classical Literature ( أهمية ألفية ابن مالك وميزاتها في التراث الإسلامي ) yang berarti Urgensi Alfiyyah Ibnu Malik dan Keistimewaannya dalam Literatur Islam Klasik.
Jurnal ini ditulis dalam Bahasa Arab oleh tiga peneliti yaitu Asim Syaḥadah `Ali, Abdullah Mahmud Aljamus dan Yasir Ismail. Pada bagian abstrak dari penelitian tersebut dijelaskan secara singkat kelebihan dari Alfiyah Ibnu Malik sebagai berikut – dengan sedikit perubahan penyajian -:
“Al-Khulashoh Al-Alfiyah” karya Jamaluddin Muhammad bin Abdullah bin Malik ath-Tha’i al-Jayyani, yang meninggal pada tahun 672 H, adalah salah satu manzhumah yang paling terkenal dalam ilmu Nahwu dan paling banyak digunakan oleh para ulama dan para penuntut ilmu.
Hal ini disebabkan oleh posisi yang terhormat yang dimiliki oleh penulisnya, Ibnu Malik, di kalangan para ulama. Mereka menghormatinya karena pengetahuannya yang luas dan pemahamannya yang mendalam.
Dia merupakan Imam (pemimpin) dalam banyak disiplin ilmu seperti qiro’at (bacaan Al-Quran), hadits, bahasa, Nahwu dan Sharaf, syair Arab, dan fikih.
Tidak diragukan lagi bahwa ketertarikan yang kuat terhadap “Al-Alfiyah” ini tidak datang secara kebetulan, tetapi karena karya tersebut memiliki kelebihan-kelebihan dan karakteristik yang membedakannya dari yang lain:
- “Al-Alfiyah” menampilkan keahlian dan kreativitas dalam penyusunan bait-baitnya, serta pengaturan dan koordinasi bab-babnya yang belum pernah terjadi sebelumnya.
- Karya ini juga mengenalkan beberapa terminologi Nahwu yang sebelumnya tidak dikenal dan memadukannya dengan madzhab-madzhab para ahli Nahwu.
- Tidak ada fanatisme (ta’ashub) terhadap pendapat-pendapat dan hukum-hukum yang berkaitan dengan Nahwu pada satu mazhab tertentu.
- Kitab ini memiliki pendapat-pendapat tersendiri yang sebelumnya belum pernah ada.
- Alfiyah Ibnu Malik secara jelas berdampak besar pada gerakan pendidikan berupa gerakan penulisan buku yang beragam, yang buahnya di antaranya adalah banyak kitab yang mensyarah “Al-Alfiyah” dan banyaknya Hasyiyah (buku yang memberikan penjelasan terhadap sebuah syarah dalam bentuk catatan pinggir) terhadap kitab-kitab syarah tersebut.
Karena Ibnu Malik membangun pilihan-pilihan pendapatnya dalam Nahwu atas dasar masalah-masalah yang ia lihat dan keyakinan yang ia anut, seperti masalah penggunaan qiro’at-qiro’at Al-Quran yang jarang (syadzah) sebagai bukti penguat, persoalan menjadikan hadits sebagai bukti penguat dan bersandar kepada riwayat-riwayat hadits dalam menetapkan kaidah-kaidah nahwu, maka kami melihatnya memiliki pilihan dan pandangan yang belum ada sebelumnya.
Hal ini membuat para ulama setelahnya terlibat dalam diskusi dan perdebatan, baik sebagai pendukung atau penentang pandangannya. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari kelebihan-kelebihan dan sejumlah karakteristik dari “Al-Alfiyah” ini.[v]
Kitab Syarah Alfiyah Ibnu Malik
Dr. Gharib Abdul Majid Nafi’ berkata, ”Dampak dari ketinggian kualitas dalam “Al-Alfiyyah” sangat jelas. Kitab ini menggerakkan orang-orang terpilih untuk menjelaskannya, dan membangkitkan semangat berlomba dan dedikasi orang-orang yang ikhlas di antara mereka.
Hal ini menyebabkan berlimpahnya kitab syarah Alfiyah dan beragamnya hasyiyah terhadap syarah tersebut. Kitab-kitab yang mensyarah “Al-Alfiyyah” telah melebihi seratus kitab. Jarang ada kitab Syarah Alfiyah yang tidak memiliki Hasyiyah atau Ta’liq (komentar). Semua orang mendapatkan manfaat dari usaha-usaha tersebut.
Ini adalah untuk meninggikan kalimat Allah. Di mana bahasa Arab hadir, di sana Islam juga hadir, dan di mana Islam hadir, di sana akan ada keamanan dan perdamaian! “
Kemudian Dr. Gharib Abdul Majid Nafi’ menyebutkan daftar kitab syarah Alfiyah Ibnu Malik dari hasil kajiannya yang menyeluruh terhadap berbagai publikasi, manuskrip, daftar yang dapat dipercaya, dan referensi yang jelas keasliannya sesuai dengan urutan masa.
Berikut ini sebagian dari daftar kitab-kitab tersebut:
- Bulghoh Dzawil Khoshoshoh fi Syarh Al-Khulashoh ( بُلْغة ذَوِي الخَصاصة، في شرح الخلاصة ) karya Imam Abi Abdillah Jamaludin Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Malik Ath-Tha’i Al-Jayyani Al-Andalusi Ad-Dimasyqi wafat tahun 672. Al-Baghdadi mengkategorikannya sebagai karya Ibnu malik sendiri sebagaimana diisyaratkan oleh Haji Khalifah dengan menukil dari Adz-Dzahabi.
- Ad-Durrah Al-Madhiyyah fi Syarh Al-Afiyyah ( الدُّرّة المضية، في شرح الألفية ) karya Ibnu Nazhim Al-‘Allamah Badruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdullah bin Malik Ath-Tha’i Ad-Dimasyqi An-Nahwi Ibnu An-Nahwi. Wafat di Damaskus pada hari Ahad, 8 Muharram 686 H.
Syarah Ibnu Nazhim adalah syarah yang singkat dan sudah diperbaiki, di mana dia mengadopsi pendekatan netral. Dia menentang ayahnya dalam beberapa masalah, dan dia menyajikan banyak bukti dari Al-Quran, dengan mengutip hadits dan perkataan orang Arab.”
- Syarh Al-Alfiyyah ( شرح الألفية ) karya Al-Ba’li Abi Abdillah Syamsuddin Muhammad bin Asy-Syaikh Abi Al-Fath Muhammad bin Al-Fadhl bin Ali Al-Ba’labaki Al-Hanbali Al-Muhaddits An Nahwi wafat tahun 709 H.
- Syarh Al-Alfiyyah ( شرح الألفية ) karya Al-Jazari Abi Abdillah Syamsuddin Muhammad bin Yusuf bin Abdullah bin Mahmud Al-Jazari Al-Mishri Asy-Syafi’i Al-Khathib wafat tahun 711 H.
- Natsr Al-Alfiyyah wa Syarhuha ( نثر الألفية، وشرحها ) karya Al-Asnawi Nuruddin Ibrahim bin Hibbatillah bin Ali Al-Humairi Al-Asnawi Al-Ushuli Al-Faqih Asy-Syafi’i An-Nahwi Al-Mishri wafat tahun 721 H.
- Syarh Al-Alfiyyah ( شرح الألفية ) karya Ibnu Farkah Abi Ishaq Burhanuddin Ibrahim bin Abdurrahman bin Sabba’ bin Dhiya’ Al-Fazari Al-Mishri Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’i dikenal dengan Ibnul Farkah, wafat tahun 729 H.
- Manhaj As-Salik fi Al-Kalam ‘ala Alfiyyah Ibni Malik ( منهج السالك، في الكلام على ألفية ابن مالك ) karya Abu Hayyan An-Nahwi Imam Atsiruddin Abi Hayyan Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan Al-Gharnathi Al-Andalusi An-Nahwi Asy-Syafi’i, wafat di Mesir 28 shafar 745 H.
- Tahrir Al-Khoshoshoh fi Taisir Al-Khulashoh ( تحرير الخصاصة، في تيسير الخلاصة )karya Ibnu Al-Wardi Abi Hafsh Zainuddin Umar bin Muzhaffar bin Umar bin Muhammad bin Abi Al-Fawaris Al-Halbi Al-Kindi Al-Muarrikh Al-Adib Asy-Sya’ir Asy-Syafi’i dikenal dengan Ibnu Al-Wardi, wafat tahun 749 H.
- Taudhih Al-Maqoshid wa Al-Masalik bi Syarh Alfiyyah Ibni Malik ( توضيح المقاصد والمسالك بشرح ألفية ابن مالك ) karya Al-‘Allamah Al-Hasan Badruddin bin Qasim bin Abdullah bin Ali Al-Muradi Al Maghribi Al-Mishri Al-Maliki An-Nahwi Al-Lughawi yang dikenal dengan Ibnu Ummi Qasim. Wafat pada hari Idul Fithri tahun 749.
- Syarh Al-Alfiyyah ( شرح الألفية ) karya Ibnu Labban Abi Abdillah Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Abdul Mukmin Asy-Syafi’i Al-Mishri yang dikenal dengan Ibnu Laban, wafat tahun 749 H.
- Daf’ul Khoshoshoh ‘an Quroil Khulashoh ( دفع الخصاصة، عن قراء الخلاصة ) karya Ibnu Hisyam Imam Abi Muhammad Abdullah Jamaluddin bin Yusuf bin Ahmad bin Abdullah bin Hisyam Al-Anshari Al-Mishri An-Nahwi Al-Hanbali, terkenal sebagai Ibnu Hisyam. Wafat pada malam Jumat 10 Dzulqa’dah 761 H.
- Audhohul Masalik Ila Alfiyah Ibni Malik ( أوضح المسالك، إلى ألفية ابن مالك ) karya Ibnu Hisyam Al-Anshari wafat tahun 761 H. Buku ini dikenal dengan At-Taudhih ( التوضيح ). At-Taudhih adalah prosa yang dipadatkan untuk isi Al-Alfiyah, dengan banyak tambahan yang bermanfaat, dan berbagai pendapat yang dinisbatkan (disandarkan) kepada pemiliknya.
- Syarh Al-Alfiyyah ( شرح الألفية ) karya Ibnu Naqqasy Abi Umamah Syamsuddin Muhammad bin Ali bin Abdul Wahid bin Yahya Al-Maghribi Al-Mishri yang dikenal dengan Ibnu Naqqasy, wafat tahun 763 H.
- Irsyad As-Salik ila Halli Alfiyyah Ibni Malik ( إرشاد السالك، إلى حل ألفية ابن مالك ) karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub yang dikenal dengan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, ahli fikih Hanbali dan ahli Nahwu wafat tahun 767 H. Ini adalah syarah ringkas yang bermanfaat dalam 254 halaman.[vi]
Demikianlah pengenalan singkat tentang kitab alfiyah Ibnu Malik. Semoga bermanfaat. Apa saja yang sesuai dengan kebenaran dalam tulisan ini adalah karena taufik dan rahmat dari Allah Ta’ala.
Bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga Allah Ta’ala memaafkan semua kesalahan kami dan kaum Muslimin
[i]https://mawdoo3.com/%D9%85%D8%A7_%D9%87%D9%8A_%D8%A3%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%A9_%D8%A5%D8%A8%D9%86_%D9%85%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%9F
[ii] https://www.alukah.net/literature_language/0/138119/%D8%A3%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D8%A8%D9%86-%D9%85%D8%A7%D9%84%D9%83-%D9%85%D9%86%D9%87%D8%AC%D9%87%D8%A7-%D9%88%D8%B4%D8%B1%D9%88%D8%AD%D9%87%D8%A7-1/
[iii] https://tarajm.com/people/65274
[iv] https://www.alukah.net/literature_language/0/138119/%D8%A3%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D8%A8%D9%86-%D9%85%D8%A7%D9%84%D9%83-%D9%85%D9%86%D9%87%D8%AC%D9%87%D8%A7-%D9%88%D8%B4%D8%B1%D9%88%D8%AD%D9%87%D8%A7-1/
[v] https://journals.iium.edu.my/al-risalah/index.php/al-risalah/article/view/143
[vi] https://www.alukah.net/literature_language/0/138263/%d8%a3%d9%84%d9%81%d9%8a%d8%a9-%d8%a7%d8%a8%d9%86-%d9%85%d8%a7%d9%84%d9%83-%d9%85%d9%86%d9%87%d8%ac%d9%87%d8%a7-%d9%88%d8%b4%d8%b1%d9%88%d8%ad%d9%87%d8%a7-2/