Pidato Bahasa Arab Tentang Menghafal Al-Quran dan Artinya

Teks Pidato Bahasa Arab lengkap Tentang Menghafal Al-Quran dan artinya. Menghafal al-Quran merupakan amal shaleh yang agung dengan pahala dan keutamaan yang luar biasa baik di dunia maupun di akhirat.

Pidato Bahasa Arab ini diringkas dari ceramah Syaikh Abdullah bin Ali ath –Tharif kemudian diberi harakat dan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Hal ini untuk memudahkan para pelajar di sekolah dan pesantren Islam dalam membaca dan memahami isinya.

Keutamaan Menghafal Al Quran

---

Arti Terjemahan

فَضْلُ حِفْظِ الْقُرْآنِ
Keutamaan Menghafal Al Quran

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيمَ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا، وَأَنزَلَهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا، وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Segala puji bagi Allah yang menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dan sebagai pelita yang menerangi. Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi kita Muhammad ﷺ agar menjadi peringatan bagi seluruh manusia.

Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan/Tuhan) yang berhak dibadahi kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Ya Allah, berilah shalawat dan salam kepada nabi kami dan kekasih kami, Muhammad , keluarganya, seluruh sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.

أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا الإِخْوَةُ: اتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيْعُوهُ، وَاسْمَعُوْا شَرَفَ الْقُرْآنِ وَجَلَالَتَهُ وَبِشَارَةَ رَبِّكُمْ فِي فَضْلِهِ وَمَكَانَتِهِ

Kemudian, wahai saudara-saudaraku, bertakwalah kepada Allah, taatlah kepada-Nya, dan dengarlah kemuliaan Al-Quran dan keagungannya dan berita gembira dari Tuhanmu mengenai keutamaan dan kedudukan Al-Quran.

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: (إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا) [الإسراء:9]

Allah berfirman,

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, [Al-Isra’: 9]

أَحِبَّتِي: حَدَثَ بُرَيْدَةُ بْنُ الْحَصِيْبِ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: إِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِيْنَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ يَقُوْلُ: هَلْ تَعْرِفُنِي؟ فَيَقُوْلُ لَهُ: مَا أَعْرِفُكَ، فَيَقُوْلُ: أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الْهَوَاجِرِ، وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ، وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ وَأَنْتَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ، قَالَ: فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِيْنِهِ، وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ، وَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، وَيُكْسَي وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا، فَيَقُوْلَانِ بِمَا كُسِيْنَا هَذِهِ فَيُقَالُ: بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : اقْرَأْ وَاصْعَدْ فِي دَرَجِ الْجَنَّةِ وَغُرَفِهَا فَهُوَ فِي صُعُوْدٍ مَا دَامَ يَقْرَأُ هَذًّا كَانَ أَو تَرْتِيْلاً” (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَحَسَّنَهُ ابْنُ كَثِيْرٍ فِي “تَفْسِيْرِهِ”)

Wahai saudara-saudaraku, ada riwayat dari Buraidah bin Al-Hashib radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan, ”Aku berada di sisi Nabi ﷺ dan aku mendengarnya bersabda, ”Sesungguhnya Al-Quran akan datang kepada sahabatnya di hari kiamat saat kuburnya terbuka, seperti seorang pria pucat. Dia bertanya,’Apakah kamu mengenaliku?’

Sahabat Al-Quran itu menjawab, ”Aku tidak mengenalimu.” Al-Quran berkata, ”Aku adalah sahabatmu, Al-Quran, yang telah membuatmu merasa haus di siang hari dan berjaga di malam hari. Dan setiap pedagang mendahului dagangannya sedangkan engkau pada hari ini mendahului semua perdagangan [maksudnya, al-Quran mendahului sahabatnya (orang yang mempelajari dan mengamalkannya) serta setiap pedagang dan sahabat al-Quran mendahului semua orang yang mempersembahkan amal apa pun,pent.[i]].

Kemudian, dia akan diberikan kerajaan di tangan kanannya, keabadian di tangan kirinya, dan dipasang di kepalanya mahkota kemuliaan dan kedua orang tuanya akan diberikan dua hullah ( pakaian luar berupa jubah atau sarung) yang tidak bisa ditaksir nilainya oleh penduduk dunia.

Lalu keduanya akan berkata, ”Kami diberikan ini karena apa?” Lalu dikatakan kepada mereka, ”Karena anak kalian telah mempelajari Al-Quran.”

Kemudian dikatakan kepadanya, ”Bacalah dan teruslah naik ke tingkatan – tingkatan surga dan ruangannya-ruangannya.’ Maka dia akan terus naik selama dia membaca dengan cara membaca cepat atau dengan tartil.” [Riwayat Ahmad dan dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam “Tafsirnya”].

أَيُّهَا الإِخْوَةُ: هَذَا الْعَطَاءُ الْجَزِيْلُ الَّذِي يُعْطِيْهِ اللَّهُ لِحَامِلِ الْقُرْآنِ وَوَالِدَيْهِ يَدْعُوْنَا لِلْحِرْصِ وَالْمُبَادَرَةِ بِأَنفُسِنَا، وَحَثَّنَا لِحِفْظِ كِتَابِ اللَّهِ وَتِلاَوَتِهِ وَالْعَمَلِ بِهِ؛ حَتَّى نَحُوْزَ عَلَى الْمَكَانَةِ الْعَظِيْمَةِ وَالْمَنْزِلَةِ الرَّفِيْعَةِ الَّتِي أَخْبَرَ بِهَا رَسُوْلُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنْ مَكَانَةِ أَهْلِ الْقُرْآنِ بِقَوْلِهِ: “إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِيْنَ مِنِ النَّاسِ”، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: “هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ” (رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَابنْ ُمَاجَهٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – وَصَحَّحَهُ الْأَلْبَانِيُّ)

Hai saudara-saudaraku, ini adalah anugerah besar yang diberikan Allah kepada sahabat Al-Quran dan orang tua mereka. Ini adalah panggilan kepada kita semua untuk berusaha keras dan bersegera menyambut seruan tersebut, serta mendorong kita untuk menghafal Kitab Allah, membacanya, dan mengamalkannya.

Dengan demikian, kita dapat mencapai kedudukan yang agung dan tingkat yang tinggi yang telah diinformasikan oleh Rasulullah ﷺ tentang kedudukan Ahlul Quran ketika beliau bersabda, ”Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, ”Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Mereka adalah Ahlul Quran, keluarga Allah dan orang-orang yang Dia khususkan.”

[Diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani]

وَأَهْلُ الْقُرْآنِ، أَي: حَفَظَتُهُ الْمُلَازِمِيْنَ لِتِلاَوَتِهِ، الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ بِهِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا، يَمُوْتُوْنَ عَلَيْهِ وَيَحْيَوْنَ عَلَيْهِ، وَقَدْ قَرَّبَهُمُ اللَّهُ وَاخْتَصَّهُمْ فَكَانُوا كَأَهْلِهِ، وَسُمُّوْا بِذَلِكَ تَعْظِيْمًا لَهُمْ

Orang-orang Ahlul Quran adalah mereka yang menghafal Al-Quran, mengamalkannya secara lahir maupun batin dan hidup dan mati di atas Al-Quran. Allah mendekatkan mereka dan memilih mereka sehingga mereka menjadi seperti keluarga-Nya. Mereka diberi gelar ini sebagai penghormatan bagi mereka.

وَأَهْلُ الْقُرْآنِ هُمَ الَّذِينَ كَرَّمَهُمْ رَسُوْلُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَجَعَلَهُمُ الْمُقَدَّمِيْنَ فِي إِمَامَةِ الْمُسْلِمِيْنَ فِي أَعْظَمِ رُكْنٍ مِّنْ أَرْكَانِ الْإِسْلَامِ وَهِيَ الصَّلَاةِ فَقَالَ: “يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ”.. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ)

Ahlul Quran adalah mereka yang dihormati oleh Rasulullah ﷺ . Rasulullah ﷺ lebih memprioritaskan mereka sebagai imam-imam umat Islam di salah satu rukun terbesar dari agama Islam, yaitu shalat. Rasulullah ﷺ bersabda, ”Orang yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling hafal al-Quran.” [Hadis riwayat Muslim dari Abu Mas’ud Al-Ansari radhiyallahu ‘anhu].

وكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ يَقُوْلُ: “أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ”؟؛ فَإِذَا أُشِيْرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ. (رَوَاهُ البُخَارِيُّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا)

Rasulullah ﷺ pernah menyatukan dua orang yang gugur dalam pertempuran Uhud dalam satu kain kafan yang sama dan bertanya, ”Di antara keduanya, siapa yang lebih banyak hafalannya dalam Al-Quran?” Ketika salah satu dari mereka ditunjuk, dia dimasukkan lebih dulu ke dalam lahad.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu]

وحَثَّ رَسُوْلُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- عَلَى تَكْرِيْمِ حَامِلِ الْقُرْآنِ وَإِكْرَامِهِ، وَجَعَلَهُ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ، فَقَالَ: “إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيْهِ وَالْجَافِي عَنْهُ وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ”. (رَوَاهُ أبُو دَاوُدٍ عَنْ أَبِي مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ، وَقَالَ الأَلْبَانِي: حَسَنٌ)

Rasulullah ﷺ juga mendorong untuk memuliakan penghafal Al-Quran dan menjadikannya sebagai bagian dari penghormatan kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda, ”Sesungguhnya termasuk ke dalam penghormatan kepada Allah adalah menghormati seorang Muslim yang lanjut usianya dan penghafal Al-Quran yang tidak berlebihan dalam Al-Quran dan tidak mengabaikannya, dan menghormati seorang penguasa yang adil.” [Hadits riwayat Abu Dawud dari Abu Musa Al-Asy’ari, dan dikatakan oleh Al-Albani: hasan]

وَأَكْرَمَ رَسُوْلُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – الْمَاهِرِيْنَ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ فَقَالَ: «الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ، لَهُ أَجْرَانِ». (رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُا)

Rasulullah ﷺ menghormati orang-orang yang mahir dalam tilawah Al-Quran. Beliau bersabda, ”Orang yang mahir dalam Al-Quran bersama-sama dengan para malaikat yang mulia yang dekat dengan Allah. Dan orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata, dia merasa kesulitan dalam membacanya, dia akan mendapatkan dua pahala.” [Hadits riwayat Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha].

وَمِنْ فَضاَئِلِ صَاحِبِ الْقُرْآنِ أَنَّ الْقُرْآنَ يَشْفَعُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، قَالَ: رَسُوْلُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ..» (رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ)

Salah satu keutamaan penghafal Al-Quran adalah bahwa Al-Quran akan memberikan syafaat bagi mereka di hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda, ”Bacalah Al-Quran, karena dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para sahabatnya (sahabat al-Quran (shahibul Quran) adalah orang yang senantiasa membaca dan mengamalkan al-Quran).” [Hadits riwayat Muslim dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu]

وَشَهِدَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ- بِأَنَّ مُتَعَلِّمَ القُرْآنِ وَمُعَلِّمَهُ خَيْرُ الْأُمَّةِ فَقَالَ: “خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ” (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ)

Nabi ﷺ memberikan kesaksian bahwa orang yang mempelajari dan mengajarkan al-Quran adalah sebaik-baik umat. Nabi ﷺ bersabda, ”Orang terbaik di antara kalian adalah orang-orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu]

وَمَثَّلَ رَسُوْلُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – المُؤْمِنَ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ بِمَثَلٍ جَمِيْلٍ مَحْسُوْسٍ فقَالَ: “مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لاَ رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيْحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ” في الصحيحين، عَنْ أَبِي مُوسَى الأشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ). وَكَانَ القُرَّاءُ أَصْحَابَ مَجْلِسِ عُمَرَ كُهُوْلًا كَانُوْا أَوْ شَبَابًا

Nabi ﷺ juga memberikan perumpamaan tentang seorang mukmin yang membaca Al-Quran dengan sebuah perumpamaan yang indah dan bisa diindera. Rasulullah ﷺ bersabda, ”Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah Utrujah yang harum baunya dan manis rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran seperti kurma yang tidak memiliki aroma namun rasanya manis.

Sementara perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah (daun kemangi) yang harum baunya tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Quran adalah seperti Hanzhalah (sejenis labu) yang tidak ada aromanya dan rasanya pahit.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu].

وَكَفَى حَامِلُ القُرْآنِ شَرَفًا أَنَّهُ يُدْعَى عَلَى رُءُوْسِ الْأَشْهَادِ يَوْمَ القِيَامَةِ لِلتَّكْرِيْمِ فِي ذَاكَ الْمَوْقِفِ الرَّهِيْبِ الَّذِي قَالَ اللَّهُ عَنْهُ: (يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيْدٌ) [الحج: 2]؛ فَفِي هَذَا الْيَوْمِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ يَجِيءُ صَاحِبُ القُرْآنِ كَمَا قَالَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: فَيَقُولُ الْقُرْآنُ: يَا رَبِّ حَلِّهِ؛ فَيُلْبَسُ تَاجُ الْكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ؛ فَيُلْبَسُ حُلَّةُ الْكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُوْلُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ؛ فَيَرْضَى عَنْهُ، فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً” (رواه الترمذي عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه وهو حسن)

Dahulu para pembaca Al-Quran adalah orang-orang yang duduk di majelis Umar, baik mereka tua atau muda.

Cukuplah menjadi kehormatan besar bagi para penghafal Al-Quran bahwa pada hari kiamat, dia akan dipanggil di hadapan seluruh saksi. Allah berfirman,

يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya. [Al-Hajj: 2]

Pada hari yang mengerikan itu, sahabat Al-Quran akan datang seperti yang disebutkan oleh Nabi ﷺ “Al-Quran akan berkata, ”Ya Tuhanku, hiasilah dia (sahabat Al-Quran). Maka dia diberi mahkota kemuliaan. Kemudian Al-Quran berkata, ”Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadanya lebih dari itu.’ Lalu dia diberi pakaian kebesaran.

Kemudian Al-Quran berkata, ”Ya Tuhanku, ridhailah dirinya.” Maka Allah memberikan ridha kepada-Nya. Lalu dikatakan pada sahabat Al-Quran, ”Bacalah dan naiklah.” Ditambahkan kepadanya di setiap ayat yang dia baca dengan satu kebaikan.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dan hadits ini hasan] [ii]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُ وْرُ الرَّحِيْمُ

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala yang Maha Agung untuk diri saya dan anda sekalian dan seluruh kaum Muslimin. Mohonlah ampunan kepada-Nya dan bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

---

[i] Lihat: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/313138/%D9%85%D8%B9%D9%86%D9%89-%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB-%D9%8A%D8%AC%D9%8A%D8%A1-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86-%D9%8A%D9%88%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%82%D9%8A%D8%A7%D9%85%D8%A9-%D9%83%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%AC%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%B4%D8%A7%D8%AD%D8%A8-%D9%8A%D9%82%D9%88%D9%84-%D9%84%D8%B5%D8%A7%D8%AD%D8%A8%D9%87

[ii] https://khutabaa.com/ar/article/%D8%AD%D9%84%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%83%D8%B1%D8%A7%D9%85%D8%A9-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AB-%D8%B9%D9%84%D9%89-%D8%AD%D9%81%D8%B8-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86